Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek moyang Indonesia berasal dari Yunan (daerah hulu Sungai Mekong dan Sungai Salwin) letaknya di antara negara Tiongkok dan Vietnam. Yunan merupakan dataran tinggi kering dengan ketinggian rata-rata 100 meter di atas permukaan laut. Alamnya tertutup rerumputan dan pepohonan yang rendah, serta semak belukar. Wilayah Yunan terbelah oleh jurang yang cukup dalam sehingga membatasi gerak penduduknya dalam mencukupi kebutuhan pangan.
Pada waktu bermigrasi ke Indonesia mereka belum mengenal tulisan. Tujuan mereka bermigrasi yakni untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, awalnya mereka hidup secara nomaden yakni berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Tempat yang menjadi tujuan mereka adalah tempat yang menghasilkan sumber-sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada waktu itu, wilayah daratan Indonesia masih menyatu dengan daratan Asia. Hal ini dibuktikan dengan adanya persamaan jenis fauna (binatang) yang hidup di Asia dan Indonesia bagian barat. Yunani termasuk rumpun bangsa Austronesia, melakukan perpindahan karena diserang bangsa Mongolia pada 2000 SM. Perpindahan nenek moyang Indonesia terbagi dalam dua periode, yakni;
a. Proto Melayu (Melayu Tua) 1.500 SM
Bangsa Proto Melayu memasuki Nusantara melalui dua jalur yakni jalur barat dan timur. Bangsa Proto Melayu memiliki peradaban (hasil kebudayaan) yang lebih tinggi dari pada Homo sapiens yang pernah ditemukan di Indonesia. Kebudayaan bangsa Proto Melayu disebut kebudayaan Neolithikum (batu muda). Benda-benda hasil kebudayaan masih terbuat dari batu, tetapi batu itu telah dihaluskan dan tidak kasar, seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Kebudayaan kapak persegi dibawa Proto Melayu yang melalui jalur barat dan kapak lonjong dibawa melalui jalur timur. Proto Melayu berasal dari Yunan yang memiliki mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan. Selanjutnya, mereka beralih ke usaha peternakan dan pengolahan tanah secara primitif.
Rute yang ditempuh saat melakukan migrasi ke Indonesia dapat diketahui dari peralatan yang mereka tinggalkan di daerah yang dilewati. Misal; kapak persegi panjang (rectangular axe) yang banyak ditemukan di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan seluruh Nusa Tenggara. Adapun jalur persebaran Melayu Tua yakni;
- Jalur barat/ Jalur selatan; Yunan-Laut Tiongkok Selatan-Selat Malaka-Sumatera-Jawa-Kalimantan. Mereka disebut sebagai ras Austronesia yang membawa kebudayaan kapak persegi.
- Jalur timur/ Jalur utara; Yunan-Formosa/ Taiwan-Jepang-Filipina-Sulawasi-Irian.
Bangsa Proto Melayu membawa kebudayaan Neolithikum yang pusatnya di Bacson dan Hoabin. Karena ditemukan kebudayaan kapak lonjong dan kapa persegi Bangsa Proto merupakan ras Papua Melanosoid yang berasimilasi dengan ras Austro-Melanosoid dan Melayu Baru. Tetapi Proto Melayu tidak mau berasimilasi dengan hidup mengasingkan diri dan menjadi suku Toraja, suku Batak, dan Suku Dayak.
Bangsa Proto Melayu dalam perkembangannya mulai terdesak ke arah timur Nusantara karena kedatangan bangsa Deutro Melayu. Pada zaman sekarang, kita masih dapat menemui keturunan bangsa Proto Melayu, seperti Suku Toraja, Papua, Batak, dan lain sebagainya.
b. Deutro Melayu / Malayu Baru (500 SM)
Deutro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian selatan. Bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia sejak 500 SM dengan membawa kebudayaan logam yang berasal dari Vietnam utara (Dongson) sehingga Deutro Melayu sering disebut dengan orang-orang Dongson. Jalur yang ditempuh untuk sampai ke Indonesia adalah jalur barat dan selatan yakni melalui daratan Asia-Semenanjung Malaka-Jawa-Sumatera-Kalimantan. Apabila dibandingkan dengan ras Proto Melayu, peradaban Deutro Melayu lebih tinggi. Deutro Melayu membuat perkakas dari perunggu. Peradaban Deutro Melayu ditandai dengan keahlian mereka mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan Deutro Melayu ke kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang ditinggalkan di beberapa kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang ditinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia. Alat yang mereka tinggalkan berupa kapak persegi panjang. Peradaban itu dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Perpindahan yang dilakukan Deutro Melayu ada juga yang menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutro Melayu ada yang mencapai kepulauan Jepang, bahkan ada yang hingga ke Madagaskar. Kedatangan ras Deutro Melayu semakin lama semakin banyak di kepulauan Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto Melayu dan Deutro Melayu membaur dan kemudian menjadi penduduk di kepulauan Indonesia. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatera bagian utara serta Toraja di Sulawesi. Semua penduduk di kepulauan Indonesia, kecuali penduduk papua dan yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua adalah ras Deutro Melayu.
Demikianlah ulasan mengenai Nenek Moyang Bangsa Indonesia, yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas dengan lancar, semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi yang menyimak. Kiranya cukup sekian dan sampai jumpa.
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negeri, serta jagalah kesehatanmu!!!
*Semoga anda sukses!!!
*Terima kasih anda telah menyempatkan diri untuk berkunjung di !!!